Inovasi Menghadirkan Kreativitas dalam Pendidikan Pembuatan Matras dari Jerami di SDN 66 Kuta Kota Bima

Mengubah Limbah Menjadi Berkah: SDN 66 Kuta Kota Bima Hadirkan Matras Kreatif dari Jerami
BIMA — Di tengah hamparan sawah subur yang menjadi ciri khas Kota Bima, seringkali muncul tantangan tak terduga: tumpukan jerami sisa panen yang melimpah. Limbah pertanian ini acapkali dianggap tidak memiliki nilai ekonomis dan bahkan menimbulkan masalah lingkungan jika dibiarkan atau dibakar. Namun, bagi SDN 66 Kuta Kota Bima, limbah ini bukan masalah, melainkan sebuah peluang emas untuk menumbuhkan kreativitas dan kepedulian lingkungan pada para siswanya.
Berangkat dari kebutuhan akan fasilitas belajar yang lebih nyaman dan interaktif, Kepala Sekolah Zulkarnain, S.Pd.SD dan inovator guru, Suaharni, S.Pd, menginisiasi sebuah proyek inovatif yang berjudul “Menghadirkan Kreativitas dalam Pendidikan: Pembuatan Matras dari Jerami”. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sarana belajar, sekaligus memberikan edukasi praktis tentang pentingnya pengelolaan limbah dan konsep ekonomi sirkular.
Jerami sebagai Jembatan Belajar
Proyek ini menjadi jembatan penghubung antara pengetahuan di kelas dengan praktik nyata di lapangan. Alih-alih membuang jerami, siswa diajak untuk melihatnya sebagai bahan baku berharga. Di bawah bimbingan guru, mereka belajar mengumpulkan, mengolah, dan merangkai jerami menjadi matras yang kokoh, nyaman, dan ramah lingkungan. Proses ini tidak hanya mengasah keterampilan tangan dan motorik halus siswa, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan memecahkan masalah.
Inisiatif ini mengimplementasikan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) yang berpusat pada siswa. Setiap langkah, mulai dari persiapan bahan hingga tahap penyelesaian, melibatkan partisipasi aktif siswa, guru, bahkan komunitas lokal. Hal ini menciptakan sinergi positif yang memperkuat kemitraan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Dampak Nyata untuk Sekolah dan Lingkungan
Manfaat dari proyek ini jauh melampaui sekadar penyediaan fasilitas. Secara langsung, SDN 66 Kuta Kota Bima kini memiliki matras tambahan untuk berbagai kegiatan di dalam maupun di luar kelas, membuat proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan menyenangkan. Namun, dampak terbesarnya terasa pada diri siswa itu sendiri.
Mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan. Mereka belajar bahwa limbah bisa menjadi produk bernilai tambah, mengurangi potensi polusi udara akibat pembakaran jerami, dan berkontribusi pada praktik daur ulang yang berkelanjutan. Lebih dari itu, proyek ini berhasil meningkatkan rasa bangga siswa atas karya mereka sendiri, memperkuat kemampuan kerja sama tim, dan membangun citra positif sekolah di mata masyarakat.
Proyek ini membuktikan bahwa pendidikan tidak harus mahal atau bergantung pada sumber daya yang mewah. Dengan kreativitas dan kemauan, potensi dari lingkungan sekitar bisa diubah menjadi media belajar yang paling berharga. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Suaharni, S.Pd.:
"Pendidikan adalah kunci untuk membuka dunia, paspor menuju kebebasan. Melalui inovasi, kita tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membimbing anak-anak kita untuk melihat potensi tak terbatas di sekitar mereka. Mari bersama-sama wujudkan lingkungan belajar yang kreatif, peduli, dan penuh makna!"